Anemia Hemolitik Autoimun

Erika - Bengkulu

SEBELUM
Awal tahun 2005 Erika didiagnosa terkena Anemia Haemoltik. Suatu kondisi yang terjadi karena meningkatnya proses penghancuran sel darah merah, dimana dalam keadaan normal sel darah merah akan hancur dalam 120 hari. Pada waktu itu saya menjalani tranfusi darah 4 bulan sekali. Saat tubuh lemas dan Hb turun itulah dimana saya memerlukan transfusi darah untuk mengembalikan kembali kondisi normal  tubuh ini, lanjutnya. 

Sepanjang tahun 2005 - 2007 perawatan dan transfusi di Bengkulu dan Bandung saya jalani dibawah pengawasan dokter. Beberapa obat yang diresepkan sudah dikonsumsi, namun laju anemia terus menyerang. Hingga akhirnya dokter menyarankan untuk dilakukan Spelenektomi yaitu pengangkatan limpa. Belum juga pulih, 3 bulan setelah operasi Hb turun secara drastis hingga 2.8. Efeknya adalah tubuh lemas, bahkan sangat lemas. Ini adalah Hb terendah yang pernah saya alami, memang sulit sekali bagi saya utuk menjangkau Hb diatas 10.


SESUDAH
February 2007 seorang kerabat menyarankan untuk mencoba mengkonsumsi makanan kesehatan Luxor Jeli Gamat dan Spirulina Pacifica. Ketersediaan produk di Bengkulu memudahkan saya mendapatkan suplemen ini. Rutinintas baru dimulai untuk mengkonsumsi Jeli Gamat 3x5 sdm/hari dan Spirulina Pacifica 3x5tabs/hari. menjadi menu harian saya waktu itu, kenang Erika. Makanan kesehatan memang bukanlah obat, dalam prosesnya saya mengalami perbaikan secara bertahap. 

Di bulan ke 3 badan yang semula lemas menjadi lebih kuat dan Hb menanjak di angka 11. Pusing yang sering dulu saya rasakan karena anemia ini bertahap berkurang. Kemajuan semakin nyata, di penghujung tahun 2007 hingga saat ini saya tidak lagi menjalani transfusi darah. Hb normal seiring dengan itu kondisi tubuh pun semakin prima. Jeli Gamat dan Spirulina Pacifica masih menjadi bagian dari konsumsi saya sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar